Suasana misa akbar |
TANGERANG.BERITATANGERANG.CO.ID -Indonesia sebagai negara yang majemuk yang memiliki berbagai budaya dan Agama diantaranya Katolik.
Bagi penganut Katolik,kerinduan bertemu bapa suci yang juga pimpinan umat Katolik tertinggi di dunia seperti Paus Fransiskus memang memberikan kesan dan cerita tersendiri sekaligus menjadi pengalaman yang tidak terlupakan.
Mungkin pembaca masih ingat kedatangan Bapa Sri Paus ke Indonesia terakhir 35 tahun yang lalu. Tepatnya pada tanggal 9 Oktober 1989, saat itu Paus Yohanes Paulus II merupakan Paus ke 2 yang menginjakan kaki di Indonesia. Gelaran misa akbar 35 tahun lalu juga diselenggarakan di Gelora Bung Karno.
Tentunya setelah 35 tahun, adanya kabar Perjalanan Apostolik Paus Fransiskus ke Asia Tenggara dan Indonesia menjadi kabar yang menggembirakan,terlebih Indonesia merupakan negara yang paling pertama di kunjungi.
Video cuplikan saat Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia
Kabar ini tentunya disambut antusias oleh seluruh umat katolik di Indonesia. Namun sayangnya tidak semua umat katolik dapat menghadiri acara ini.
Mengingat jumlah umat katolik di Indonesia sebanyak 8,6juta umat tentunya hanya orang orang terpilihlah yang dapat hadir dalam acara ini yang diwakili oleh setiap paroki yang tersebar di seluruh Indonesia dengan masing-masing dilakukan pengundian untuk bisa hadir dalam misa akbar ini.
Hal iitu terlihat dengan penuhnya ruas jalan sekitar GBK dengan sejumlah Bus yang membawa para umat. Konon diceritakan bahwa bus di seluruh pulau jawa habis di carter untuk mengakomodir para umat yang hadir ,sungguh luar biasa .
Dikegiatan Itu terdapat dua stadion yang digunakan untuk misa akbar, Gelora Bung Karno dan Stadion Madya GBK.
Misa berjalan di Stadion Utama, dihadiri oleh para perwakilan Imam, Biarawan/Biarawati, serta umat umat yang terpilih. Sedangkan pada stadion madya dikhususkan untuk perwakilan akademisi, anak sekolah dan pengajar.
Puji Tuhan,kebetulan saya termasuk salah satu orang yang beruntung bisa hadir dalam gelaran misa akbar ini
Saat Itu saya berada pada Stadion Madya mewakili akademisi. Saya dan teman-teman berangkat pukul 09.00 WIB dengan perwakilan dari Gereja St. Odilia Citra Raya Kabupaten Tangerang .
Setibanya disana,tampak ribuan bus sudah ramai di pintu-pintu yang sudah disediakan untuk titik "drop off".
Singkat cerita,kami tiba di area GBK pukul 12 Siang, kami berjalan kurang lebih 700 meter dari pintu masuk menuju tempat duduk yang sudah disediakan sesuai dengan nomor bangku yang sudah di atur sebelumnya. Kami menunggu sektiar 5 jam dibawah terik matahari dan pengapnya lautan manusia. Namun hal ini tidak mengurangi niat kami untuk bertemu atau setidaknya meliahat secara langsung bapa Paus. Ini mungkin kesempatan satu kali dalam hidup saya.
Sempat turun hujan selama kurang lebih 20 menit, sebelum acara berlangsung. Namun cuaca berubah menjadi cerah dan terik setelahnya. Akhirnya tepat pukul 17.00 WIB, waktu yang ditunggu tunggu datang. Bapa Suci tiba dengan mobil khas "Papa Mobile" mengelilingi area.Stadion Madya dan Stadion Utama GBK. Ketika melihat secara langsung bapa suci, rasa haru - bahagia - senang bercampur menjadi satu.
Acara dilanjutkan dengan Misa Akbar yang dimpimpin langsung dengan Bapa Suci Paus Fransiskus. Sebagian besar dari misa tersebut dilakukan dengan bahasa resmi vatikan yakni Italia.
Namun seluruh umat tetap antusias dan khusuk mengikuti rangakaian acara. Misa berlangsung selama 1,5 jam.Setelah seluruh rangkaian misa selesai, seluruh umat dengan tertib keluar meninggalkan Stadion GBK dan Madya pada pukul 19.00, Para petugas keamanan yang berada di lokasi meski berbeda Agama, tampak menyambut dan menyalami seluruh umat yang baru saja selesai mengikuti misa.
Hal ini terasa damai dan cerminan Bhinneka Tunggal Ika. Namun setelah meninggalkan area GBK, kami tidak langsung dapat pulang. Karena bis-bis yang mengantar kami sebelumnya, harus berada di kantong kantong parkir yang cukup jauh.Ada yang di Cakung, kemayoran, ancol, dll. Sehingga kami harus bergantian dan menunggu cukup lama untuk bisa naik ke bis. Kurang lebih pukul 21.00, bis kami datang dan menuju kembali ke gereja kami di Cikupa,Tangerang.
Lelah pastinya, terik matahari dan panasnya udara GBK sangat menghabiskan tenaga kami. Namun pengalaman ini tak tergantikan dan tak terlupakan bagi umat katolikndi Indonesia. Khususnya saya pribadi, karena bertemu dengan Bapa Suci merupakan keinginan saya sejak kecil. Namun rasanya mustahil terwujud, tapi pada hari ini dibuktikan bahwa apa yang tak mungkin BISA SAJA TERJADI atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.
Penulis : dr. Evan Albert