Notification

×

Iklan


Iklan

Indeks Berita

Ini Sederet Inovasi Penanganan Stunting di Kota Tangerang Sepanjang 2024

Kamis, 12 Desember 2024 | 18.37 WIB Last Updated 2024-12-12T11:37:55Z

Ini Sederet Inovasi Penanganan Stunting di Kota Tangerang Sepanjang 2024
Penanganan Stunting Pemkot Tangerang 

TANGERANG.BERITATANGERANG.CO.ID
-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui sektor terkait terus berinovasi dalam mengatasi berbagai pemasalahan serta isu strategi bidang kesehatan. Salah satunya, sepanjang 2024 mendorong percepatan penurunan stunting di 13 kecamatan.


Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni mengungkapkan, berdasarkan data bulan November 2024 pada elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) prevalensi stunting pada balita di Kota Tangerang berada pada angka 5,5 persen.

“Angka ini di bawah angka prevalensi stunting hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023 lalu, yaitu sebesar 17,6 persen, walaupun angka 17,6 persen ini juga lebih rendah dibanding data Provinsi Banten di 24 persen dan nasional di angka 21,5 persen,” jelas dr. Dini, Rabu (11/12/24).

Ia pun menjelaskan, keseriusan pengendalian stunting di Kota Tangerang pada tahun 2024 dimulai dari Rembuk Stunting sebagai langkah penggalangan komitmen dari pemerintah dan seluruh stakeholder. Hasilnya, berbagai inovasi lahir untuk menangani permasalahan stunting.

Mulai dari tingkat OPD, kewilayahan, PKK hingga pihak swasta semua turun tangan. Diantaranya;
1. Program SATE SAMI
Program kolaborasi bersama yang mengajak seluruh ASN Pemkot Tangerang, masyarakat bahkan pihak swasta untuk bersedekah dengan memberikan satu telur setiap minggu, dan didistribusikan kepada keluarga dengan anak terindikasi stunting.

2. Program Dapur PKK Dahsat
Pemkot Tangerang meuncurkan kebijakan startegis berupa pembentukan Dapur PKK Dahsat atau Dapur Sehat Atasi Stunting yang tersebar di 104 kelurahan dan akan dioptimalkan untuk memproduksi pangan bergizi yang akan dikonsumsi para balita dengan berat badan kurang dan gizi kurang di wilayah masing-masing.

3. Pemberian Makanan Tambahan Balita dan Ibu Hamil
Pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan bagi balita dan ibu hamil dalam pencegahan stunting serentak di 104 kelurahan se-Kota Tangerang. Dalam hal ini, DKP, Dinsos hingga BAZNAS menurunkan program serupa.

4. Penanganan Stunting Melalui SPBE
Penanganan stunting dengan berbasis elektronik dikembangkan dalam aplikasi SiData yang memuat fitur pencatatan, pemeriksaan BB dan TB anak, pelaporan SATE SAMI, dan semuanya terintegrasi dalam Aplikasi Tangerang AYO.

“Ini adalah sederet inovasi besar-besaran untuk penanganan stunting di Kota Tangerang. Selain ini, Kota Tangerang juga masif menjalani program lainnya sebagai langkah pendukung pengurangan dan pencegahan kasus stunting,” kata dr. Dini.

Lanjutnya, program penanganan stunting lainnya adalah, Emak Idep atau sistem pemantauan kehamilan terintegrasi dan terpadu, Yuk Jaim atau Yuk Jadi Remaja Anti Anemia lewat sosialisasi, edukasi gizi seimbang, skrining anemia dan pemberian tablet tambah darah.

“Membangun 260 Pos Gizi yang tersebar di 104 kelurahan hingga monitoring pemberian makanan tambahan dan evaluasi status gizi balita yang dilakukan melalui aplikasi LAKSA GURIH".

"Bagi balita yang telah diketahui stunting, Kota Tangerang telah melakukan kerjasama dengan 6 rumah sakit rujukan pelayanan balita stunting sebagai upaya lebih lanjut agar pencegahan dan penurunan stunting dapat dilakukan secara komprehensif", tutupnya.


Red/jfr